Chemwisata Mahasiswa Kimia UNG di Alam Kepulauan Togean

Oleh: Akram La Kilo . 6 Maret 2013 . 10:19:00

Mahasiswa Kimia Angkatan 2011 Universitas Negeri Gorontalo melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kepulauan Togean pada 8 – 12 Maret 2014. PKL ini meliputi dua unsur utama, yaitu praktik kimia di perusahaan dan wisata di kepulauan Togian sehingga kegiatan ini dinamakan chemwisata. Mahasiswa peserta chemwisata tersebut berjumlah 27 orang yang didampingi oleh enam dosen kimia, dibawah pimpinan Dr. Akram La Kilo, M.Si. Perusahaan-perusahan yang dijadikan sebagai tempat PKL adalah perusahan mutiara di PT Cahaya Cemerlang (CC) dan perusahaan penyulingan minyak atsiri (Chemung) dari nilam.

Posko utama mahasiswa PKL (chemwisata) tersebut adalah Desa Katupat, Kecamatan Togean Kabupaten Tojo Una-una Provinsi Sulawesi Tengah. Desa Katupat yang berpenduduk sekitar 800 jiwa dengan berbagai suku, seperti Bajo, Gorontalo, Togean, Kaili, Bugis, Buton, Saluan, Bare’e, dan Bobongko merupakan daerah wisata baik lokal maupun internasional. Sebagian besar pekerjaan masyarakat Desa Katupat adalah petani dan nelayan yang selalu menggunakan perahu katinting untuk melaut atau bertani di kebun. Letak desa ini juga sangat strategis, sebagai sentral penghubung antar berbagai pulau, termasuk tempat wisata terkenal di dunia, seperti Pulau Pangempa, Pulau Bolilanga, Pantai Karina, Danau Jellyfish, Pantai Taopan, Manggrove Tambu, dan Pulau Papan (di Walea Kepulauan).

Mahasiswa kimia peserta disambut antusias dengan iringan rebana oleh masyarakat Desa Ketupat. Kepala Desa Ketupat bersama masyarakatnya sangat mendukung dan membantu acara chemwisata yang dilaksanakan di desa mereka. Pimpinan chemwisata mengatakan bahwa chemwisata ini secara fisik tidak memberikan pengaruh baik yang kuat karena waktu chemwisata hanya dilaksanakan 4 hari dan obyeknya pun tidak melibatkan masyarakat secara langsung. Namun, secara psikis, PKL ini secara langsung memberikan informasi pendidikan bagi masyarakat Desa Ketupat, Wakai, dan Lebiti. La Alio, M.Si. dan Suleman Duengo, M.Si selaku dosen pendamping yang turut dalam chemwisata tersebut menyetujui kebenaran yang disampaikan oleh pimpinan chemwisata karena kegiatan chemwisata ini disertai dengan kegiatan Seminar Kimia yang Mempesona dan sosialisasi pendidikan yang ada di Universitas Negeri Gorontalo, khususnya Jurusan Kimia UNG.

Kegiatan PKL pertama adalah penyulingan minyak atsiri dari nilam di Perusahaan Chemung yang berada di Desa Baulu. Desa ini ditempuh dengan menggunakan dua perahu katinting yang memuat 33 orang. Perusahaan Chemung ini menyuling minyak atsiri dari bahan baku nilam, yang setiap penyulingan diperlukan nilam sebanyak setengah ton. Minyak atsiri yang diperoleh setiap penyulingan adalah sekitar 20 liter, namun jika nilam yang digunakan berkualitas rendah, maka hanya mendapatkan minyak atsiri 4 liter. Setiap penyulingan membutuhkan waktu selama 16 jam dengan pemanasan secara terus menerus yang dilengkapi dengan sistem pendingin. Sistem penyulingan seperti ini, di kimia, dikenal sebagai destilasi bertingkat. Mahasiswa kimia sangat senang mendapatkan informasi ini karena sangat terkait dengan mata kuliah organik yang telah mereka pelajari. Bahkan, semangat mereka pun semakin menggebu-gebu karena Desa Baulu merupakan pusat durian terbaik di Kepulauan Togean, dan mahasiswa bersama dosen lahap dengan durian yang bertumpuk, yang secara kimia, reaksi akibat makan durian adalah reaksi eksoterm karena menimbulkan kenaikan suhu badan.

Di PT CC, mahasiswa bersama dosen pendamping mengamati pembimbitan mutiara. Mereka mendapatkan penjelasan langsung dari manejer PT CC, Pak John tentang cara mendapatkan mutiara yang dimulai dari pembibitan di laboratorium PT CC. Laboratorium itu dilengkapi dengan alat-alat dan bahan kimia. Salah satu alat yang digunakan adalah pipa yang ditanam di dasar laut dengan kedalaman 20 meter dari permukaan laut. Pipa itu berfungsi untuk menyedot air laut, kemudian air itu disaring beberapa kali hingga mendapatkan air bersih yang akan digunakan untuk menumbuhkan nucleus (tulang ikan yang dihancurkan dan dibuat bulatan) sebagai cikal bakal mutiara. Berbagai bahan kimia di laboratorium PT CC digunakan untuk nutrisi, vitamin, dan antibiotik bibit mutiara. “Laut Sulawesi adalah laut yang sangat cocok untuk pembibitan mutiara, termasuk laut di Kepulauan Togean yang ada di Desa Katupat. Namun, laut tersebut tidak cocok untuk melakukan produksi mutiara, sehingga setelah umur 1,5-2 tahun bibit tersebut dibawa ke PT CC yang berada di Bacan untuk dilakukan pemeliharaan hingga mutiara berumur empat tahun,” ujar Pak John. “Kami membutuhkan ahli kimia karena proses pertumbuhan nukelus di dalam kerang mutiara membutuhkan bahan kimia dengan berbagai formulasi yang tepat. Suatu contoh, kerang mutiara kami banyak yang retak dan pecah pada tahun 2004, maka keretakan itu kami atasi dengan menambahkan unsur kalsium di dalam kulit kerang mutiara. Unsur kalsium yang dimasukkan itu dilakukan setelah kami mengetahui penyebab keretakan itu melalui penelitian dan analisis kimia yang mendalam. Jadi, kami benar-benar membutuhkan ahli kimia. Kami juga siap mengakomodir dua mahasiswa kimia UNG untuk melakukan penelitian sebagai skripsi di perusahaan kami mulai November 2014,” lanjut Pak John. Mahasiswa sangat antusias mendengar penjelasan Pak John karena penjelasannya ilmiah dan informatif, yang sebelumnya ilmu tentang mutiara tersebut belum diketahui oleh mahasiswa. Meskipun mahasiswa kelelahan dalam mengamati pembimbitan mutiara, namun kelelehan itu terobati setelah mahasiswa melanjutkan perjalanan ke tempat wisata Mangrove Tambu, JellyFish, dan Pantai Karina, Kepulauan Togean.

Di Lebiti, mahasiswa melakukan seminar yang dihadiri oleh siswa SMA dan SMP Lebiti. Seminar tersebut dibuka oleh Camat Kepulauan Togean dan menghadirkan tiga pemateri dari Jurusan Kimia Universitas Negeri Gorontalo. Secara umum tema materi ini adalah Pesona Kimia dalam Kehidupan. Pak La Alio, M.Si mensosialisasikan Universitas Negeri Gorontalo, khususnya Jurusan Kimia. Beliau mengatakan bahwa Jurusan Kimia sangat siap menerima mahasiswa baru tahun ini baik kimia pendidikan maupun kimia murni karena hampir separuh dosen kimia bergelar doktor dan bidang keahliannya linear dengan bidang kimia. Dua materi lain yang disampaikan dalam seminar itu adalah Narkoba bukan Solusi Stress dan Kebutuhan Kimiawi Manusia dari Tidur hingga Bangun yang masing-masing disampaikan oleh Dr. Akram La Kilo, M.Si dan Suleman Duengo, M.Si. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mencegah anak-anak dari penyalahgunaan Narkoba, maka sebaiknya dimulai dari umur di bawah 12 tahun. Umur 12-17 tahun adalah umur yang sangat kuat dipengaruhi oleh Narkoba, sekitar 67 persen,” ucap Pak Akram. Dalam seminar itu juga, Pak Suleman menyampaikan kepada anak-anak Kepulauan Togean bahwa hati ikan hiu mengandung bahan kimia squalene yang sangat bermanfaat sebagai antikanker. Acara seminar ini turut dimeriahkan dengan tiga Pesona Kimia tentang gunung meletus, pelangi, dan “pembakaran” uang yang menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan ketiga demo itu. Seminar ini mendapatkan perhatian yang sangat besar terhadap peserta dan masyarakat Lebiti. Mahasiswa pun senang dengan pelayanan masyarakat, apalagi pelayanan itu menyertakan gundukan durian yang memikat selera siapa saja yang memandang, apalagi memakannya. Perjalanan mahasiswa chemwisata ke Lebiti dari Desa Ketupat menggunakan tiga katinting dan menghabiskan waktu 6 jam perjalanan pulang pergi. Selama perjalanan, katinting yang memuat 33 rombongan chemwisata itu melingkar menyusuri laut yang diapit oleh pulau-pulau yang di tepinya adalah pohon mangrove dan rumah penduduk di atas laut. Ini terlihat hampir sepanjang perjalanan.

Satu hal yang tidak bisa dilupakan di wilayah ini adalah keadaan lautnya yang dijadikan sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Rombongan chemwisata pun melakukan wisata di sekitar Kepulauan Togean, yaitu Pulau Pengempa, Pulau Bolilanga, Pulau Papan, Pantai Karina, Mangrove Tambu, Danau JellyFish, Sentral durian Baulu.

Wisata ilmiah ini (PKL) menambah wawasan pengetahuan mahasiswa karena mereka dapat menghubungkan praktik dengan konsep-konsep kimia dasar dan lanjut yang telah mereka pelajari. Sebagai ucapan terima kasih dari rombongan chemwisata, Jurusan Kimia UNG memberikan Piagam Penghargaan kepada Camat Kecamatan Kepulauan Togean dan Kepala Desa Katupat oleh Dr. Akram La Kilo. “Kami pun dari pihak panitia chemwisata merekomendasikan PKL mahasiswa kimia berikutnya dilaksanakan pada waktu libur yang tidak mengambil waktu kuliah aktif, dengan tujuan chemwisata adalah perusahaan aspal Buton dan bentengnya yang menggunakan batu yang terikat kuat oleh putih telur, dan wisatanya adalah pulau Hoga, Wakatobi.” pungkas Dr. Akram La Kilo.

Agenda

22 Februari 2018

Ujian Kompetensi Keahlian SMK Negeri 1 Gorontalo

Ujian Kompetensi Keahlian akan dilaksanakan di Lab Kimia UNG dibawah bimbingan Prof. Dr. Astin Lukum, M.Si.

21 Februari 2018

Diskusi Program Tridarma Perguruan Tinggi

Menindaklanjuti MoU antara Jurusan Kimia UNG dan SMAT Wira Bhakti Gorontalo

22 Januari 2018

Yudisium Program Sarjana FMIPA

Yudisium Program Sarjana FMIPA UNG diikuti oleh 29 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

2 - 11 April 2015

Finalisasi Borang dan Evaluasi Diri

Insya Allah, finalisasi Borang dan Evaluasi Diri Prodi Pend. Kimia akan dilaksanakan setiap hari kerja di Ruang Sidang Jurusan Kimia